Pihak Indonesia tak hanya berpangku
tangan dengan “manuver” negara-negara imperialis tersebut. Kepala Staf
TNI Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Budiman dan Wakil Menhan Sjafrie
Sjamsoeddin beberapa waktu lalu bertemu dengan Gubernur DKI Jakarta Joko
Widodo.
Mereka menyampaikan rencana TNI tentang strategi pertahanan yang tepat untuk Jakarta.
Dalam pandangan TNI, sistem pertahanan
nasional bukan hanya di daerah-daerah perbatasan dan daerah-daerah hutan
tetapi daerah pada penduduk seperti DKI Jakarta juga harus dijaga
ketat. Alasannya, Jakarta merupakan pusat pemerintahan dan pusat
perekonomian nasional.
TNI AD telah melakukan kerja sama dengan
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo terkait tata ruang wilayah pertahanan
di Jakarta. Selain itu, TNI AD juga akan menempatkan alat pertahanan di
kota-kota besar sesuai dengan demografis wilayahnya.
Berikut 5 rencana TNI untuk menjadikan Jakarta aman dari sisi pertahanan:
1. Penangkis serangan udara di gedung tinggi
TNI
AD berencana memasang sejumlah alat utama sistem persenjataan
(Alutsista) atau senjata penangkis serangan udara di atas gedung-gedung
tinggi di Jakarta.
“Pada gedung tinggi bisa digunakan.
Gedung yang ditentukan tempatnya bisa buat rata, sehingga bisa
ditempatkan senjata penangkis udara,” ujar KSAD Jenderal Budiman di
Silang Monas, Jakarta Pusat, Jumat (01/11/13).
2. Gedung tinggi zona pendaratan helikopter
TNI
berharap di gedung-gedung tertentu di Jakarta dapat juga digunakan
sebagai zona pendaratan helikopter logistik yang membawa alat berat
seperti radar dan sebagainya.
“Sehingga gedung tinggi ini harus dibuat
kokoh, bisa dilandasi helikopter radar dan penembakan penangkis serangan
udara,” kata KSAD Jenderal Budiman.
Menurut dia, perang masa depan tidak
seperti dulu, di hutan atau ditentukan di suatu daerah. Oleh sebab itu,
Jakarta sebagai pusat pemerintahan perlu dijaga.
3. Pangkalan tank di bawah Monas
TNI berencana membangun pangkalan tank di
bawah Monas. Diperkirakan luas pangkalan militer plus parkir bawah
tanah dan pusat souvenir di bawah Monas sekitar 160 hektar. Namun detail
bangunan seperti apa belum bisa disampaikan.
“Pembangunan dimulai 2014 nanti. Di bawah monas nanti ada underpass strategi pertahanan saat kondisi darurat, yang saling berhubungan,” ujar Jokowi.
Sebelumnya, Wakil Menteri Pertahanan
(Kemhan) Sjafrie Sjamsoeddin menemui Jokowi. Keduanya membicarakan
singkronisasi antara strategi penataan ibu kota dengan strategi
pertahanan negara.
Apalagi, September dan Oktober 2013 lalu,
militer Indonesia bakal menerima ratusan tank berat. Tank itu bakal
masuk Jakarta, lalu disebarkan di satuan operasional. Selain itu,
militer juga bakal menerima roket jarak jauh untuk mengamankan ibu kota,
serta sejumlah pesawat tempur dan puluhan tank amfibi.
4. Kemayoran untuk pendaratan pesawat tempur
Gubernur
Jokowi akan menindaklanjuti koordinasi dengan Kementerian Pertahanan
sehubungan penyediaan ruang bagi masuknya peralatan militer.
Salah satu perubahan yang akan dilakukan
adalah jalan di kawasan Kemayoran bisa dimanfaatkan untuk pendaratan
pesawat tempur dengan sedikit mengubah tata ruangnya.
“Di Kemayoran bisa untuk pendaratan
pesawat. Karena ada fly over nya itu nanti dipindah menjadi underpass
sehingga nanti untuk pendaratan bisa dipakai darurat,” kata Jokowi.
5. Marunda untuk jalur peralatan tempur TNI AL
Kawasan Marunda juga dibidik untuk membantu pertahanan melalui laut.
Menurut Jokowi, ada lahan seluas 200 hektar di kawasan Marunda yang bisa digunakan untuk peluncuran amfibi.
“Di Marunda itu luasnya lebih dari 200
hektar, sebagian wilayah pantainya itu juga nanti bisa digunakan untuk
meluncurnya amfibi ke laut,” ujar Jokowi.
Sambil berfikir, ia juga menambahkan dengan dukungan, “Memang, hal-hal tersebut harusnya sudah kita rancang,” kata Jokowi. (berbagai sumber)